News

Latest Post
Loading...
“Tiga syarat menghadapi tantangan global; perkuat kemandirian bangsa, tingkatkan daya saing, dan miliki peradaban bangsa yang mulia”. (Susilo Bambang Yudhoyono)

Selasa, 31 Oktober 2017

Mengenalkan Peninggalan Wangsa Syailendra pada Anak

Rochimudin | Selasa, 31 Oktober 2017 | 23.11 |
Pak .... ayoo liburan ke Candi Gedongsongo. Aku pengen lihat candi dan patung. Hah .... anak kecil mau ke Candi??

Itulah rengekan anak ke dua kami yang berumur empat tahun untuk wisata dan belajar di salah satu peninggalan Wangsa Sanjaya yang termasyhur, Candi Gedongsongo. Saya heran, anak empat tahun kok ingin ke Candi, biasanya pasar malam atau arena permainan anak. Akhirnya saat hari Minggu, 29 Oktober 2017, sekeluarga berkunjung ke sana menuruti si buah hati.

Bersiap menuju pintu masuk kompleks Candi Gedongsongo (dok pribadi)

Sejak sampai di pintu masuk, si Dwimas sudah begitu senangnya dan mau berjalan sendiri (tidak digendong). Mungkin benar, kalau keinginan sudah bulat dan kuat, semangat dan tenaga menjadi berlipat. Oke .....

Berangkat ke Gedongsongo dengan memesan taksi online terlebih dulu .... dan ternyata ada. Tujuan Candi Gedongsongo di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Angkutan umum yang paling mudah dan tidak gonta ganti adalah taksi (boleh online atau konvensional). Ya, kami sekeluarga meluncur ke sana selama 35 menit. Perubahan suhu terasa sekali karena memasuki kawasan pegunungan di kaki Gunung Ungaran. Rasanya ingin segera sampai sebab si buah hati bertanya terus kapan sampainya!

Tiket masuk ke kawasan Candi pada hari Minggu, 29 Oktober 2017 (dok. pribadi)

Tibalah kami di pintu gerbang, terasa benar nyesssnya, suejuk! Kami membeli tiket resmi @Rp 10.000. Tidak lupa jajan dulu untuk bekal naik ke atas dan bersantai di taman bawah Candi. Tidak lupa menyewa tikar untuk duduk dan tiduran menikmati alam dan memandang view rawa pening. Waduh seperti berdiri di atas awan nih .... awan berarak seperti di bawah kaki. Wooow .... amazing, Tuhan memberi nikmat kepada Wong Ungaran dan pengunjung dengan Karya terbaik-Nya.

Swafoto di depan Candi (dok. pribadi)
Altar di dalam Candi 1 (Dok. pribadi)

Setelah santai-santai di taman dan mengitari taman yang melingkari Candi Gedongsongo 1, kami naik ke Candi Pertama. Inilah candi yang menjadi ikon (landmark) Kabupaten Semarang. Sampai baju batik untuk PNS di Kab. Semarang menjadikannya sebagai motif batik. Sebuah candi dengan bangunan eksotis yang di dalamnya terletak sebuah altar yang luas. Wah... benar-benar peninggalan sejarah yang top. Terjaga, terawat dan aura kejayaannya masih terasa. Pikiran ini mulai berpikir, bagaimana cara Syailendra membangun sembilan candi di kaki bukit yang tentunya dulu masih jauh dari perkampungan, alat-alat yang masih sederhana dan tiada alat berat. Waduh, hebatlah!!

Action sejenak di taman depan candi (dok pribadi)

Hamparan taman yang luas dengan pemandangan alam yang menakjubkan (dok pribadi)

Anak-anak sibuk pegang batu andesit candi, arca, masuk ke dalam dan bertanya-tanya. Ini candi untuk apa? Kujawab, candi dibangun sebagai tempat kegiatan peribadatan umat agama Hindu pada waktu itu. Percandian gedongsongo dijadikan tempat atau destinasi wisata untuk mengenalkan Kabupaten Semarang dan mendatangkan pemasukan pendapatan daerah. Selain itu perekonomian masyarakat juga berkembang. Adik juga dapat belajar sejarah dari peninggalan Raja Putera Sanjaya pada zaman Kerajaan Mataram Kuno ini. Zaman dulu bisa membuat bangunan sebagus dan seindah ini apalagi sekarang, orang bisa membuat lebih banyak dan lebih baik karena tersedia peralatan modern.

Setelah puas, perjalanan dilanjutkan mendaki untuk menuju candi berikutnya. Jalan yang menanjak dan menggendong anak menyebabkan kami harus sering beristirahat. Untungnya bekal makan dan minum tersedia. Sekitar kanan jalan banyak dijumpai kios menjual aneka makanan dan suvenir.

Setelah sampai tikungan, mulailah terlihat candi-candi yang berada di tengah hutan itu. Dan setelahnya dijumpai pemandian air hangat belerang. Pengunjung dapat mandi di bilik-bilik yang telah ditata dengan apik. Di Candi Gedongsongo banyak ditemukan yoni, arca dewa-dewa Hindu seperti Syiwa Mahaguru, Syiwa Mahakala, Syiwa Mahadewa, Maharsi Agastya, dan Ganesha Durgamahesasuramardhani.

Candi Gedong 3 (Dok. jateng.tribunews.com)

Semakin naik, terlihat Candi Gedong III dengan tiga bangunan yang terpisah. Kemudian Candi Gedong II di atasnya. Di sini untuk swafoto begitu indahnya sebab biasanya kabut di sore hari mudah turun sehingga seakan-akan berada di atas awan. Sebelum jalan lagi, kita bisa menoleh ke lembah yang mengeluarkan asap ..... wah ... apa itu? Ternyata asap atau uap beraroma belerang dari rekahan tanah. Pengunjung tidak boleh mendekati sumber uap.

Selanjutnya kita sampai di Candi Gedong 5. Disebelah agak jauh terletak tebing. Dari sini kita bisa melihat pemandangan wilayah Kab. semarang dan sisi lainnya tampak landscap kota Semarang. Wah indahnya apabila terang dan tidak mendung.

Turun dengan naik Kuda (Dk. pribadi)
Sebelum pulang, berbagi kesan dan pengalaman untuk calon pengunjung atau yang ingin berkunjung lagi ke Candi Gedongsongo. Mengapa kita harus wisata ke Candi Gedongsongo Kab. Semarang:

  • 1. Belajar sejarah kebesaran masa lalu. Mempelajari keagungan budaya dan peninggalan masa Kerajaan Mataram Hindu zaman dulu. 
  • 2. Relaksasi atau refreshing. Seiring dengan padatnya kerja, sekolah dan kegiatan maka perlu refreshing ke tempat yang segar, sejuk, eksotis, tenang, dan dekat dengan alam semesta.
  • 3. Hiburan. Di kompleks candi sudah disediakan taman dan panggung untuk budaya. Namun ketika kami berkunjung, bangunan tersebut sedang renovasi termasuk kawasan gerbang.
  • 4. Olahraga. Dengan berjalan kaki atau berkuda menyusuri jalan ke Candi 1 sampai Candi yang paling atas dan pemandian air hangat menjadikan tubuh kita sehat.
  • 5. Membeli oleh-oleh kas Ungaran seperti tahu serasi, tahu bakso, dan buah-buahan asli yang dipetik dari kebun atau petani.
  • 6. Anak atau kids zaman now harus refreshing di alam. Anak sekarang mager (malas gerak) atau hanya di depan smartphone atau tv sehingga perlu kegiatan yang memacu adrenalin seperti mendaki dan berkuda.

Setelah ini, kami turun melewati jalur yang berbeda. Apabila lelah kita dapat menyewa kuda untuk turun. Dan selesailah perjalanan menelusuri Candi Gedongsongo. Saatnya pulang .... dan jangan lupa membeli oleh-oleh tahu serasi di Bandungan dan Beraneka buah di Pasar Bandungan. Hayooo .... kapan berkunjung atau kunjungan lagi ke Candi Gedongsongo?

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog Pesona Wisata Kabupaten Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlangganan

//